TUGAS MAKALAH
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA 1
PERSONAL HYGIENE
Oleh:
Annisaus Suroyah (P27820112098)
Arizal Prakoso (P27820112104)
Dyan Rosita Wardiana (P27820112097)
Eva Oktavia (P27820112011)
Faisal Amin (P27820112003)
Ja’far Shodik (P27820012005)
Lely Shotul Hikmah (P27820112121)
Try Prastiwi Wulansari (P27820112015)
Umi Faizah (P27820112096)
Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
Prodi DIII Keperawatan Kampus
Soetomo
Surabaya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan ,
sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta
tingkat perkembangan.
Jika seseorang sakit, biasanya masalah
kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah
kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus
dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan,
maka dapat dirumuskan masalah yaitu :
1. Apa pengertian, macam-macam
dan tujuan Personal Hygiene?
2. Bagaimana cara pelaksanaan
Personal Hygiene Perawatan Jari Kuku Kaki dan Tangan ?
3. Bagaimana cara pelaksanaan
Personal Hygiene Kebersihan Mata(bukan protease) ?
4. Bagaimana cara pelaksanaan
Personal Hygiene Kebersihan Telinga ?
5. Bagaimana cara pelaksanaan
Personal Hygiene Kebersihan Hidung ?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini meliputi:
1.3.1
Tujuan Umum:
1. Mengetahui pengertian, macam-macam dan tujuan Personal
Hygiene.
2. Mengetahui cara
pelaksanaan Personal Hygiene Perawatan Jari Kuku Kaki dan Tangan.
3. Mengetahui cara pelaksanaan
Personal Hygiene Kebersihan Mata(bukan protease).
4. Mengetahui cara pelaksanaan
Personal Hygiene Kebersihan Telinga.
5. Mengetahui cara pelaksanaan
Personal Hygiene Kebersihan Hidung.
1.3.2
Tujuan Khusus:
1.
Memenuhi tugas mata kuliah KDM (Kebutuhan Dasa
BAB II
ISI
(PRASAT/KETERAMPILAN)
2.1 Pengertian
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu
personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk
kesejahteraan fisik dan psikis(Taarwoto dan Wartonah,2006).
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar
manusia dalam memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatan, klient dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
Deficit keperawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri(mandi,berhias,makan,toileting) (Nurjanah,2004).
2.2 Macam-Macam
Personal Hygiene
1. Perawatan
kulit kepala dan rambut
2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telingga
5. Perawatan kuku kaki dan tangan
6. Perawatan genetalia
7. Perawatan kulit seruruh tubuh
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan
2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telingga
5. Perawatan kuku kaki dan tangan
6. Perawatan genetalia
7. Perawatan kulit seruruh tubuh
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan
2.3 Tujuan Personal Hygiene
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencagah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencagah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri
2.3.1 Tujuan perawatan personal hygiene
adalah:
1. Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat ,
sel-sel kulit yang mati dan bakteri
2. Menghilangkan bau badan yang berlebihan
3. Memelihara integritas permukaan kulit
4. Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
5. Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien
6. Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji
kondisi kulit klien
7. Meningkatkan percaya diri seseorang
8. Menciptakan keindahan
9. Meningkatkan derajat kesehatan sesorang
2.3.2 Prinsip dalam melakukan perawatan
personal hygiene adalah:
1. Gunakan komunikasi terapeutik selama perawatan hygiene
2. Selama dalam perawatan hygiene,Perawat dapat melakukan
tindakan keperawatan yang lain, misalkan latihan gerak
2.4 Keterampilan
2.4.1
Perawatan Jari Kuku Kaki dan Tangan.
2.4.1.1
Pengertian
:
Melakukan perewatan pada jari kuku dan tangan untuk menghilangkan dan
membersihkan kotoran pada pasien yang tidak mampu melakukan sendiri.
2.4.1.2
Tujuan
:
1.
Menjaga
kebersihan kuku.
2.
Mencegah
timbulnya luka atau infeksi akibat kuku yang panjang.
2.4.1.3
Persiapan
pasien:
1.
Posisikan
keadaan pasien senyaman mungkin.
2.
Posisi duduk bila pasien mampu.
2.4.1.4
Persiapan
alat:
1.
Bengkok
berisi lisol 2 % atau cairan antiseptik lain.
2.
Baskom berisi
air hangat.
3.
Kapas
alkohol.
4.
Sabun.
5.
Gunting
kuku.
6.
Sikat
kuku.
7.
Krim
tubuh atau lotion.
8.
Sarung
tangan bersih.
9.
Prosedur
pelaksaanaan dan rasional.
2.4.1.5 Prosedur
1.
Cuci
tangan dan pakai sarung tangan.
2.
Susun
perlengkapan didekat klien.
3.
Beritahu
klien tentang tindakan yang akan dilakukan.
4.
Letakkan
handuk dan bengkok di bawah tangan dan kaki.
5.
Gunting
kuku jari tangan bundar sedangkan kuku jari kaki lurus.
6.
Apabila
kuku terlalu keras, rendam kuku pada air
hangat terlebih dahulu untuk melunakkan kuku dan sel epitel yang menebal, kemudian disikat menggunakan
sikat kuku.
7.
Bersihkan
kuku.
a)
Pinggir
kuku yang kotor dan hitam dibersihkan menggunakan kapas alkohol.
b)
Potongan
kuku dikumpulkan dalam bengkok berisi larutan lisol 2 % atau larutan antiseptik
lain sebelum dibuang.
8.
Oleskan
lotion pada kulit kaki dan tangan.
9.
Bantu
klien ke posisi yang nyaman.
10. Bereskan alat – alat yang dipakai.Lepas
sarung tangan dan cuci tangan.
11. Catat tindakan yang telah dilakukan dan
hasilnya.
2.4.1.5
Rasional
1.
Mengurangi
perpindahan mikroorganisme.
2.
Akses
lebih mudah dan efisien.
3.
Klien
akan mengetahui asuan keperawatan yang akan dilakukan.
4.
Akses
yang mudah akan mencegah kuku berantakan.
5.
Ini
mencegah patahnya tepi kuku dan pembentuk kuku tajam yang mengiritasi tepi kuku
lateral.
6.
Pelunakan
kalus dan kutikula memudahkan pelepasaan sel mati dan manipulasi kutikula.
7.
a.
Membersihkan kuku dari kuman sebelum dipotong.
b. larutan lisol membunuh mikroorganisme yang ada pada kuku.
8.
Krim
akan melembabkan kulit kering dengan cara memerangkap kelembapan.
9.
Posisi
yang nyaman membuat perasaan klien rileks.
10. Mengurangi transmisi infeksi.
11. Mendokumentasikan prosedur, respons klien, dan
abnormalitas yang membutuhkan terapi tambahan.
2.4.1.6
Hal –
hal yang perlu diperhatikan selama posedur
1.
Klien
penderita penyakit vaskuler perifer, diabetes
melitus, lansia dan imunosupresi sering membutuhkan perawatan kuku dari
ahli spesialisasi untuk mengurangi risiko infeksi selama perawatan.
2.
Klien dengan diabetes tidak boleh merendam
tangan dan kaki. Rendaman meninggkatkan risiko infeksi karena maserasi
(pelunakan kulit yang berlebihan), ulserasi, atau infeksi (ADA , 2001).
2.4.1.7
Evaluasi
1.
Minta
klien menjelaskan dan mendemonstrasikan cara perawatan kuku.
2.
Catat
dan laporkan setiap tanda ata gejala gangguan kulit atau ulserasi kepada
perawat kepala atau penyelenggara kesehatan.
3.
Catat
respon klien setelah dilakukan perawatan kuku.
4.
Secara
umum menilai adanya kemampuan untuk mempertahankan kebersihan kuku, ditandai
dengan keadaan kuku yang bersih, tidak ada tanda radang disekitar kuku,
pertumbuhan baik, dan tidak ada bau yang khas dari kuku.
2.4.2
Kebersihan Mata (bukan protease)
2.4.2.1
Pengertian
Mata merupakan indra penglihatan yang sangat dibutuhkan
untuk melakukanaktivitas. Oleh sebab itu, individu harus membersihkan matanya
supaya aktivitastidak menjadi terganggu. Kebersihan mata adalah suatu keadaan
atau upaya dimana mata bebas dari kotoran, misalnya kotoran debu, asap, dan
lain-lain. Kebersihan mata merupakan salah satu komponen dari kebersihan diri
(personal hygiene). Jadi,seseorang harus membersihkan matanya agar bisa
memenuhi kebersihan diri dantidak mengalami gangguan penglihatan.
2.4.2.2
Tujuan
1.
Agar mata bisa tetap sehat sehingga terhindar
dari penyakit.
2.
Untuk membersihkan kotoran mata sehingga mata
tampak lebih bersih..
2.4.2.3
Persiapan Pasien
1.
Posisikan pasien senyaman mungkin, idealnya
posisi telentang.
2.4.2.4
Persiapan Alat
1.
Kassa lidi steril
2.
Sodium klorida steril 0,9 % untuk dialirkan
atau air steril
3.
Air hangat
4.
Termometer mandi
5.
Wadah untuk alat kotor (bengkok)
2.4.2.5
Prosedur
1.
Jelaskan langkah-langkah prosedur pada klien
2.
Letakkan wadah air atau saline di tempat yang
berisi air hangat dan memiliki temperatur tidak lebih dari 37oC (gunakan
termometer mandi)
3.
Berikan posisi yang nyaman pada klien,
idealnya posisi telentang.
4.
Posisikan klien dengan
cahaya yang cukup.
5.
Cuci tangan.
6.
Buka kassa lidi steril tanpa menyentuh area
steril.
7.
Tuangkan normal saline ke dalam cucing yang
berisi kasa lidi steril.
8.
Memakai hand scone
steril (sarung tangan steril)
9.
Selalu membersihkan area dari terbersih
sampai terkotor untuk mencegah perpindahan infeksi/kotoran.
10. Minta
klien untuk melihat ke atas dan gunakan kassa lidi basah (tidak terlalubasah),
secara perlahan bersihkan area kelopak bawah dari sudut nasal ke luar.
11. Buang swab yang telah dipakai.
12. Ulangi
prosedur sampai semua debris atau kotoran terangkat.
13. Keringkan kelopak mata bawah dengan kasa lidi yang agak
basah yang baru.
14. Minta
klien untuk melihat ke bawah dan bersihkan kelopak mata atas dari sudut sampai
ke luar.
15. Ulangi
prosedur sampai semua debris atau kotoran terangkat.
16. Keringkan kelopak mata atas dengan kasa lidi yang agak
basah yang baru.
17. Posisikan
kembali klien sesuai dengan kenyamanan klien.
18. Lepaskan semua peralatan.
19. Cuci
tangan
2.4.2.6 Rasional
1.
Meningkatkan
pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan keperawatan.
2.
Respon tubuh pasien akan kaget ketika terkena
cairan dingin, sehingga cairan yang akan di masukkan mata harus dalam keadaan
hangat.
3.
Agar pasien merasa
nyaman ketika prosedur dilaksanakan.
4.
Dengan penerangan yang cukup akan membantu
prosedur pembersihan mata.
5.
Meminimalisir terjadinya infeksi pada mata
melalui tangan.
6.
Mencegah pemindahan mikroorganisme dari
tangan ke area steril pada kasa lidi.
7.
Mencegah tercecernya cairan normal saline.
8.
Agar mata tidak terkontaminasi mikroorganisme
di tangan.
9.
Untuk mencegah perpindahan infeksi/kotoran.
10. Untuk
membersihkan daerah bawah mata, agar kasa lidi tidak terkena kornea mata.
11. Membuang
alat-alat yang sudah tidak terpakai.
12. Agar
semua debris atau kotoran terangkat.
13. Untuk
membersihkan sisa cairan pada mata, kasa yang agak basah mencegah terjadinya
iritasi pada mata atau tidak menimbulkan rasa sakit pada mata pasien.
14. Untuk
membersihkan daerah kelopak mata bagian atas.
15. Agar
semua debris atau kotoran pada kelopak mata bagian atas terangkat.
16. Untuk
membersihkan sisa cairan pada mata, kasa yang agak basah mencegah terjadinya
iritasi pada mata atau tidak menimbulkan rasa sakit pada mata pasien.
17. Mengembalikan
pada posisi awal pasien dan pastikan kenyamanannya.
18. Mengembalikan
semua peralatan yang telah digunakan.
19. Megurangi
transmisi mikroorganisme.
2.3.2.7
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam melakukantindakan perawatan kebersihan mata
adalah sebagai berikut:
1.
Gunakan
sabun yang halus dan mengandung minyak.
2.
Jika mata terdapat kotoran, misalnya di
kantus mata atau bulu mata, bersihkan dengan
menggunakan kapas basah yang bersih sehingga mata tidak terkontaminasi lebih
banyak lagi .
3.
Jika mata merah, nyeri dan penglihatan
menurun harus segera dibawa ke rumahsakit, puskesmas , atau tenaga kesehatan
lainnya untuk diperiksakan.
2.3.2.8
Evaluasi
1.
Tanyakan pada klien kapan terakhir kalinya
pemeriksaan mata untuk glaukoma (Tes rutin untuk glaukoma disarankan
setiap 2 tahun sekali bagiorang di atas usia 40 tahun)
2.
Medikasi/ obat mata yang digunakan.
3.
Gejala yang klien rasakan sebelum dan setelah
pembersihan mata (Misal:nyeri, fotofobia, penglihatan yang kabur, panas, gatal,
air mata yangberlebihan, lingkaran cahaya di sekitar cahaya, dan pengapungan).
4.
Catat respon klien setelah dilakukan
perawatan kebersihan mata.
5.
Catat dan laporkan setiap tanda atau gejala
perubahan visual setelahdilakukan prosedur.
6.
Catat rencana asuhan keperawatan dan waktu perawatan
kebersihan mata.
2.3.3
Kebersihan Telinga.
2.3.3.1
Pengertian
Mencuci
dan membersihkan rongga telinga agar telinga tetap bersih dan terhindar dar
infeksi.
2.3.3.2
Tujuan
1)
Membersihkan/mengeluarkan
nanah, kotoran telinga dan benda asing dari rongga telinga.
2)
Mencegah
infeksi pada telinga.
3)
Membant
memperjelas pendengaran pasien.
4)
Memberikan
rasa nyaman pada pasien.
2.3.3.3
Indikasi
1)
Pada
klien yang tidak dapat membersihkan telinga sendiri.
2)
Adanya
sumbatan/kotoran dalam telinga.
3)
Adanya benda asing dalam telinga.
2.3.3.4
Persiapan
pasien
1)
Sediakan
asisten bila perlu, untuk mencegah cedera pada bayi dan anak kecil.
2)
Atur
posisi klien iring kesamping (side-lying) dengan telinga yang akan dibersihkan
pada bagian atas.
2.3.3.5
Persiapan
alat
1)
Handskun
2)
Perlak
dan pengalas
3)
Handuk
4)
Kapas
lidi
5)
Gliserin
6)
Air
hangat
7)
Bengkok
8)
Water
pik/spuit
9)
Kapas
2.3.3.6
Prosedur
pelaksanaan
LANGKAH
|
RASIONAL
|
1.
Persiapkan
alat
|
Memudahkan akses peralatan dan mencegah keterlambatan
|
2.
Cuci
tangan dan kenakan handskun
|
Meminimalkan transfer mikroorganisme
|
3.
Kaj
kondisi strktur telinga luar dan salurannya
|
Memberikan dasar untuk menentukan apakah timbul respon
lokan terhadap pembersihan apakah kondisi klien mambaik
|
4.
Jelaskan
pada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
|
Untuk megurangi ansietas pada klien
|
5.
Atur
suplai di sisi tempat tidur
|
Memudahkan memasukkan gliserin ke dalam telinga.
Saluran telinga dalam posisi menerima gliserin
|
6.
Minta
klien mengambil posisi miring dengan telinga yang akan di bersihkan berada di
atas
|
Memudahkan memasukkan gliserin kedalam telinga dalam
posisi menerima gliserin
|
7.
Pasang
perlak dan pegalas di bawah kepala pasien
|
Menjaga kebersihan tempat tidur
|
8.
Tutup
tubuh klien dengan handuk
|
Menjaga kebersihan klien dari kotor dan basah
|
9.
Jika
serumen atau drainase menyumbat bagian paling luar saluran telinga, seka
dengan lembut mengenakan lidi kapas. Jangan mendorong serumen kedalam untuk
menghambat atau menyumbat saluran
|
Serumen drainase menjadi tempat berkumpulnya
mikroorganisme dan dapat menghambat distribusi obat ke dalam saluran telinga.
Oskulasi saluran telinga memengaruhi kondisi suara yang normal
|
10.
Luruskan
saluran elinga dengan menarik daun telinga ke bawah dan kebelakang (pada
anak-anak) atau ke atas dan ke luar (dewasa)
|
Meluruskan saluran telinga memberi jalan masuk langsung
kebagian struktur telinga luar yang lebih dalam
|
11.
Memasukkan
3 tetesan gliserin pada waktu tidur dan
tetes hidrogen peroksida. Pegang alat 1 cm di atas saluran telinga
|
Untu melembutkan dan melunakkan lillin
|
12.
Masukkan
kira-kira 250ml ar hangat (30˚C) ke kanal telinga luar
|
Untuk membersihkan lilin yang telah lunak secara
mekanis
|
13.
Letakkan
bengkok di bawah telinga yang terkena
|
Untuk manangkap larutan irigrasi
|
14.
Gunakan
water pik untuk mengirigasi ke dalam kanal telinga
|
Menjaga kebersihan telinga
|
15.
Setelah
kanal bersih, seka setiap pelembab dari telinga klien dan memeriksa kanal
dari srumen yang masih tertinggal
|
Menjaga kebersihan telinga
|
16.
Keringkan
telinga dangan kapas, muka di keringkan dengan handuk
|
Meningkatkan kenyamanan klien
|
17.
Atur
posisi klien pada posisi semula
|
Mempertahankan kenyamanan klien
|
18.
Lepaskan
sarung tangan, cuci tangan, bereskan dan bersihkan alat, kembalian e tempat
semula
|
Mengurangi transmisi mikroorganisme
|
19.
Evaluasi
kondisi telinga luar di antara pemasukkan obat
|
Menentukan respon terhadap obat
|
20.
Dokumentasikan
tindakan
|
Dokumentasi yang akurat adalah tepat waktu dan
deskriptif
|
2.3.3.7
Perhatian
1)
Bersihkan
telinga dngan teratur dan sering untuk mencegah benda asing masuk ke dalam
telinga klien
2)
Cek
pendengaran dan kebersihan telinga
3)
Yakinkan
dan beri rasa aman pada klien
2.3.3.8
Evaluasi
1)
Minta
klien menjelaskan teknik yang tepat untuk membersihkan telinga
2)
Pada
pemeriksaan tindak lanjut,tanyakan pada klien tentang frekuensi pemeriksaan
pendengaran
3)
Observasi
cara klien yang kehilangan pendengaran
4)
Berinteraksi
dengan keluarga
2.3.4
Kebersihan Hidung.
2.3.4.1
Pengertian
Mencuci atau membersihkan rongga
hidung dengan cara mengeluarkan kotoran atau benda asing dari hidung agar
hidung tetap bersih dan terbebas dari infeksi.
1) Tujuan
Membersihkan hidung dari kotoran sehingga pernafasan lancar.
2) Mengobati
infeksi pada rongga hidung.
3) Memberikan
rasa nyaman pada pasien.
2.3.4.2
Indikasi
1) Pada
klien yang tidak bisa membersihkan hidung sendiri.
2) Adanya
kotoran atau benda asing dalam hidung.
2.3.4.3
Persiapan Pasien
1) Sediakan
asisten jika perlu, untuk mencegah cedera pada bayi dan anak kecil.
2) Atur
posisi klien berbaring supinasi dengan kepala hiperektensi diatas bantal (untuk
pengobatan sinus etmoid dan sfenoid) atau posisi supinasi dengan
kepala hierektensi dan miring ke samping (untuk pengobatan sinus maksilar dan frontal).
2.3.4.4
Persiapan Alat
1) Waslap
.
2) Air
/ salin.
3) Sarung
tangan sekali pakai (jika perlu).
2.3.4.5
Prosedur pelaksanaan
LANGKAH RASIONAL
1.
Persiapkan alat
|
a)
Memudahkan akses peralatan dan
mencegah keterlambatan
|
2.
Cuci tangan dan kenakan sarung
tangan.
|
b)
Meminimalkan transfer organisme
|
3.
Jelaskan prosedur dan sensasi
yang akan timbul, misalnya rasa terbakar pada mukosa atau sensasi tersendak
ketika obat menetes ke dalam tenggorokan.
|
c)
Membantu mengurangi kecemasan
|
4.
Atur suplai obat disisi tempat
tidur.
|
d)
Memastikan prosedur berlangsung
lancar dan teratur
|
5.
Intruksikan klien untuk
menghembuskan udara, kecuali dikontraindikasikan (misal : resiko peningkatan
tekanan intrakranial atau hidung berdarah)
|
e)
Memasyikan klien dalam keadaan
rileks
|
6.
Gunakan waslap basah atau
aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air atau salin ( aplikator
seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas)
|
f)
Untuk mengeluarkan sekret
|
7.
Bantu klien mengambil posisi yang
nyaman setelah obat diabsorbsi
|
g)
Mengembalikan rasa nyaman
|
8.
Lepaskan sarung tangan dan buang
suplai yang kotor dalam wadah yang tepat, cuci tangan
|
h)
Mempertahankan lingkungan yang
rapi dan teratur, mengurangi penularan mikroorganisme
|
9.
Beri tau klien bahwa prosedur
telah dilaksanakan
|
i)
Klien merasa puas dan nyaman
|
2.3.4.6
Evaluasi
1) Minta
klien mendemonstrasikan dan menjelaskan teknik membersihkan hidung.
2) Inspeksi
rumah klien pada saat kunjungan rumah dan cari adanya detektor asap.
3) Mintalah
izin untuk memeriksa beberapa makanan yang ada di lemari pendingin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebersihan
sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat
berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan,
persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Personal Hygiene yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis.
B. Saran
Makalah ini membahas tentang
Personal Hygiene yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan
setelah membaca makalah ini untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
untuk meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Potter Patricia A , Anne G. Perry. 2009. Fundamental
Keperawatan Buku 2 edisi 7. Jakarta: Salemba Medika . hh:690-693
Kusyati, Eni dkk. 2006. Keterampilan dan Prosedur
Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC. h: 63
Potter Patricia A , Anne G. Perry. 2006. Fundamental
Keperawatan konsep, proses, dan praktik edisi 4.Jakarta: EGC.h:1388
Hidayat, A. Azis Alimul. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia Buku
Saku Praktikum. Jkarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar