Senin, 13 Mei 2013

PERSONAL HYGENE



TUGAS MAKALAH
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA 1
PERSONAL HYGIENE




Oleh:
*      Annisaus Suroyah                    (P27820112098)
*      Arizal Prakoso                          (P27820112104)
*      Dyan Rosita Wardiana            (P27820112097)
*      Eva Oktavia                              (P27820112011)
*      Faisal Amin                               (P27820112003)
*      Ja’far Shodik                            (P27820012005)
*      Lely Shotul Hikmah                 (P27820112121)
*      Try Prastiwi Wulansari           (P27820112015)
*      Umi Faizah                               (P27820112096)

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Prodi DIII Keperawatan Kampus Soetomo
Surabaya



BAB I
PENDAHULUAN


   1.1          Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
 Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.

1.2             Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan masalah yaitu :
1.      Apa pengertian, macam-macam dan tujuan Personal Hygiene?
2.      Bagaimana cara pelaksanaan Personal Hygiene Perawatan Jari Kuku Kaki dan Tangan ?
3.      Bagaimana cara pelaksanaan Personal Hygiene Kebersihan Mata(bukan protease) ?
4.      Bagaimana cara pelaksanaan Personal Hygiene Kebersihan Telinga ?
5.      Bagaimana cara pelaksanaan Personal Hygiene Kebersihan Hidung ?

1.3             Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini meliputi:
1.3.1        Tujuan Umum:
1.      Mengetahui pengertian, macam-macam dan tujuan Personal Hygiene.
2.      Mengetahui cara pelaksanaan Personal Hygiene Perawatan Jari Kuku Kaki dan Tangan.
3.      Mengetahui cara pelaksanaan Personal Hygiene Kebersihan Mata(bukan protease).
4.      Mengetahui cara pelaksanaan Personal Hygiene Kebersihan Telinga.
5.      Mengetahui cara pelaksanaan Personal Hygiene Kebersihan Hidung.

1.3.2        Tujuan Khusus:
1.      Memenuhi tugas mata kuliah KDM (Kebutuhan Dasa



BAB II
ISI (PRASAT/KETERAMPILAN)

2.1 Pengertian
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis(Taarwoto dan Wartonah,2006).
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatan, klient dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Deficit keperawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri(mandi,berhias,makan,toileting) (Nurjanah,2004).

2.2 Macam-Macam Personal Hygiene
   1. Perawatan kulit kepala dan rambut
2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telingga
5. Perawatan kuku kaki dan tangan
6. Perawatan genetalia
7. Perawatan kulit seruruh tubuh
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan

2.3 Tujuan Personal Hygiene
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hyiene yang kurang
4. Mencagah penyakit
5. Menciptakan keindahan
6. Meningkatkan rasa percaya diri
2.3.1       Tujuan perawatan personal hygiene adalah:
1.      Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati dan bakteri
2.      Menghilangkan bau badan yang berlebihan
3.      Memelihara integritas permukaan kulit
4.      Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
5.      Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien
6.      Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien
7.      Meningkatkan percaya diri seseorang
8.      Menciptakan keindahan
9.      Meningkatkan derajat kesehatan sesorang

2.3.2       Prinsip dalam melakukan perawatan personal hygiene adalah:
1.      Gunakan komunikasi terapeutik selama perawatan hygiene
2.      Selama dalam perawatan hygiene,Perawat dapat melakukan tindakan keperawatan yang lain, misalkan latihan gerak

2.4 Keterampilan

2.4.1                 Perawatan Jari Kuku Kaki dan Tangan.

2.4.1.1            Pengertian :
 Melakukan perewatan pada jari kuku  dan tangan untuk menghilangkan dan membersihkan kotoran pada pasien yang tidak mampu melakukan sendiri.

2.4.1.2            Tujuan :
1.      Menjaga  kebersihan kuku.
2.      Mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat kuku yang panjang.

2.4.1.3            Persiapan pasien:
1.         Posisikan keadaan pasien senyaman mungkin.
2.         Posisi  duduk bila pasien mampu.

2.4.1.4            Persiapan alat:
1.      Bengkok berisi lisol 2 % atau cairan antiseptik lain.
2.      Baskom berisi air hangat.
3.      Kapas alkohol.
4.      Sabun.
5.      Gunting kuku.
6.      Sikat kuku.
7.      Krim tubuh atau lotion.
8.      Sarung tangan bersih.
9.      Prosedur pelaksaanaan dan rasional.

      2.4.1.5       Prosedur
1.        Cuci tangan dan pakai sarung tangan.
2.        Susun perlengkapan didekat klien.
3.        Beritahu klien tentang tindakan yang akan dilakukan.
4.        Letakkan handuk dan bengkok di bawah tangan dan kaki.
5.        Gunting kuku jari tangan bundar sedangkan kuku jari kaki lurus.
6.        Apabila  kuku terlalu keras, rendam kuku pada air hangat terlebih dahulu untuk melunakkan kuku dan sel epitel  yang menebal, kemudian disikat menggunakan sikat kuku.
7.        Bersihkan  kuku.
a)      Pinggir kuku yang kotor dan hitam dibersihkan menggunakan kapas alkohol.
b)      Potongan kuku dikumpulkan dalam bengkok berisi larutan lisol 2 % atau larutan antiseptik lain sebelum dibuang.
8.      Oleskan lotion pada kulit kaki dan tangan.
9.      Bantu klien ke posisi yang nyaman.
10.  Bereskan alat – alat yang dipakai.Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
11.  Catat tindakan yang telah dilakukan dan hasilnya.

2.4.1.5                Rasional
1.      Mengurangi perpindahan mikroorganisme.
2.      Akses lebih mudah dan efisien.
3.      Klien akan mengetahui asuan keperawatan yang akan dilakukan.
4.      Akses yang mudah akan mencegah kuku berantakan.
5.      Ini mencegah patahnya tepi kuku dan pembentuk kuku tajam yang mengiritasi tepi kuku lateral.
6.      Pelunakan kalus dan kutikula memudahkan pelepasaan sel mati dan manipulasi kutikula.
7.      a. Membersihkan kuku dari kuman sebelum dipotong.
b. larutan lisol membunuh mikroorganisme yang ada pada kuku.
8.      Krim akan melembabkan kulit kering dengan cara memerangkap kelembapan.
9.      Posisi yang nyaman membuat perasaan klien rileks.
10.  Mengurangi transmisi infeksi.
11.  Mendokumentasikan prosedur, respons klien, dan abnormalitas yang membutuhkan terapi tambahan.




2.4.1.6                Hal – hal yang perlu diperhatikan selama posedur
1.      Klien penderita penyakit vaskuler perifer, diabetes  melitus, lansia dan imunosupresi sering membutuhkan perawatan kuku dari ahli spesialisasi untuk mengurangi risiko infeksi selama perawatan.
2.       Klien dengan diabetes tidak boleh merendam tangan dan kaki. Rendaman meninggkatkan risiko infeksi karena maserasi (pelunakan kulit yang berlebihan), ulserasi, atau infeksi (ADA , 2001).

2.4.1.7                 Evaluasi
1.      Minta klien menjelaskan dan mendemonstrasikan cara perawatan kuku.
2.      Catat dan laporkan setiap tanda ata gejala gangguan kulit atau ulserasi kepada perawat kepala atau penyelenggara kesehatan.
3.      Catat respon klien setelah dilakukan perawatan kuku.
4.      Secara umum menilai adanya kemampuan untuk mempertahankan kebersihan kuku, ditandai dengan keadaan kuku yang bersih, tidak ada tanda radang disekitar kuku, pertumbuhan baik, dan tidak ada bau yang khas dari kuku.

2.4.2                 Kebersihan Mata (bukan protease)

2.4.2.1                 Pengertian
Mata merupakan indra penglihatan yang sangat dibutuhkan untuk melakukanaktivitas. Oleh sebab itu, individu harus membersihkan matanya supaya aktivitastidak menjadi terganggu. Kebersihan mata adalah suatu keadaan atau upaya dimana mata bebas dari kotoran, misalnya kotoran debu, asap, dan lain-lain. Kebersihan mata merupakan salah satu komponen dari kebersihan diri (personal hygiene). Jadi,seseorang harus membersihkan matanya agar bisa memenuhi kebersihan diri dantidak mengalami gangguan penglihatan.


2.4.2.2                 Tujuan
1.      Agar mata bisa tetap sehat sehingga terhindar dari penyakit.
2.      Untuk membersihkan kotoran mata sehingga mata tampak lebih bersih..

2.4.2.3                Persiapan Pasien
1.      Posisikan pasien senyaman mungkin, idealnya posisi telentang.

2.4.2.4                Persiapan Alat
1.      Kassa lidi steril
2.      Sodium klorida steril 0,9 % untuk dialirkan atau air steril
3.      Air hangat
4.      Termometer mandi
5.      Wadah untuk alat kotor (bengkok)

2.4.2.5                Prosedur
1.      Jelaskan langkah-langkah prosedur pada klien
2.      Letakkan wadah air atau saline di tempat yang berisi air hangat dan memiliki temperatur tidak lebih dari 37oC (gunakan termometer mandi)
3.      Berikan posisi yang nyaman pada klien, idealnya posisi telentang.
4.      Posisikan klien dengan cahaya yang cukup.
5.      Cuci tangan.
6.      Buka kassa lidi steril tanpa menyentuh area steril.
7.      Tuangkan normal saline ke dalam cucing yang berisi kasa lidi steril.
8.      Memakai hand scone steril (sarung tangan steril)
9.      Selalu membersihkan area dari terbersih sampai terkotor untuk mencegah perpindahan infeksi/kotoran.
10.  Minta klien untuk melihat ke atas dan gunakan kassa lidi basah (tidak terlalubasah), secara perlahan bersihkan area kelopak bawah dari sudut nasal ke luar.

11.  Buang swab yang telah dipakai.
12.  Ulangi prosedur sampai semua debris atau kotoran terangkat.
13.  Keringkan kelopak mata bawah dengan kasa lidi yang agak basah yang baru.
14.  Minta klien untuk melihat ke bawah dan bersihkan kelopak mata atas dari sudut sampai ke luar.
15.  Ulangi prosedur sampai semua debris atau kotoran terangkat.
16.  Keringkan kelopak mata atas dengan kasa lidi yang agak basah yang baru.
17.  Posisikan kembali klien sesuai dengan kenyamanan klien.
18.  Lepaskan semua peralatan.
19.  Cuci tangan

2.4.2.6        Rasional
1.      Meningkatkan pengetahuan klien sehingga klien kooperatif dalam tindakan keperawatan.
2.      Respon tubuh pasien akan kaget ketika terkena cairan dingin, sehingga cairan yang akan di masukkan mata harus dalam keadaan hangat.
3.      Agar pasien merasa nyaman ketika prosedur dilaksanakan.
4.      Dengan penerangan yang cukup akan membantu prosedur pembersihan mata.
5.      Meminimalisir terjadinya infeksi pada mata melalui tangan.
6.      Mencegah pemindahan mikroorganisme dari tangan ke area steril pada kasa lidi.
7.      Mencegah tercecernya cairan normal saline.
8.      Agar mata tidak terkontaminasi mikroorganisme di tangan.
9.      Untuk mencegah perpindahan infeksi/kotoran.
10.  Untuk membersihkan daerah bawah mata, agar kasa lidi tidak terkena kornea mata.
11.  Membuang alat-alat yang sudah tidak terpakai.
12.  Agar semua debris atau kotoran terangkat.
13.  Untuk membersihkan sisa cairan pada mata, kasa yang agak basah mencegah terjadinya iritasi pada mata atau tidak menimbulkan rasa sakit pada mata pasien.
14.  Untuk membersihkan daerah kelopak mata bagian atas.
15.  Agar semua debris atau kotoran pada kelopak mata bagian atas terangkat.
16.  Untuk membersihkan sisa cairan pada mata, kasa yang agak basah mencegah terjadinya iritasi pada mata atau tidak menimbulkan rasa sakit pada mata pasien.
17.  Mengembalikan pada posisi awal pasien dan pastikan kenyamanannya.
18.  Mengembalikan semua peralatan yang telah digunakan.
19.  Megurangi transmisi mikroorganisme.

2.3.2.7                Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukantindakan perawatan kebersihan mata adalah sebagai berikut:
1.      Gunakan sabun yang halus dan mengandung minyak.
2.      Jika mata terdapat kotoran, misalnya di kantus mata atau bulu mata, bersihkan dengan menggunakan kapas basah yang bersih sehingga mata tidak terkontaminasi lebih banyak lagi .
3.      Jika mata merah, nyeri dan penglihatan menurun harus segera dibawa ke rumahsakit, puskesmas , atau tenaga kesehatan lainnya untuk diperiksakan.



2.3.2.8                Evaluasi
1.      Tanyakan pada klien kapan terakhir kalinya pemeriksaan mata untuk glaukoma (Tes rutin untuk glaukoma disarankan setiap 2 tahun sekali bagiorang di atas usia 40 tahun)
2.      Medikasi/ obat mata yang digunakan.
3.      Gejala yang klien rasakan sebelum dan setelah pembersihan mata (Misal:nyeri, fotofobia, penglihatan yang kabur, panas, gatal, air mata yangberlebihan, lingkaran cahaya di sekitar cahaya, dan pengapungan).
4.      Catat respon klien setelah dilakukan perawatan kebersihan mata.
5.      Catat dan laporkan setiap tanda atau gejala perubahan visual setelahdilakukan prosedur.
6.      Catat rencana asuhan keperawatan dan waktu perawatan kebersihan mata.

2.3.3        Kebersihan Telinga.
2.3.3.1                 Pengertian
Mencuci dan membersihkan rongga telinga agar telinga tetap bersih dan terhindar dar infeksi.

2.3.3.2                 Tujuan
1)      Membersihkan/mengeluarkan nanah, kotoran telinga dan benda asing dari rongga telinga.
2)      Mencegah infeksi pada telinga.
3)      Membant memperjelas pendengaran pasien.
4)      Memberikan rasa nyaman pada pasien.

2.3.3.3                 Indikasi
1)      Pada klien yang tidak dapat membersihkan telinga sendiri.
2)      Adanya sumbatan/kotoran dalam telinga.
3)       Adanya benda asing dalam telinga.

2.3.3.4                 Persiapan pasien
1)      Sediakan asisten bila perlu, untuk mencegah cedera pada bayi dan anak kecil.
2)      Atur posisi klien iring kesamping (side-lying) dengan telinga yang akan dibersihkan pada bagian atas.

2.3.3.5                 Persiapan alat
1)      Handskun
2)      Perlak dan pengalas
3)      Handuk
4)      Kapas lidi
5)      Gliserin
6)      Air hangat
7)      Bengkok
8)      Water pik/spuit
9)      Kapas

2.3.3.6                 Prosedur pelaksanaan
LANGKAH
RASIONAL
1.   Persiapkan alat
Memudahkan akses peralatan dan mencegah keterlambatan
2.    Cuci tangan dan kenakan handskun
Meminimalkan transfer mikroorganisme
3.   Kaj kondisi strktur telinga luar dan salurannya
Memberikan dasar untuk menentukan apakah timbul respon lokan terhadap pembersihan apakah kondisi klien mambaik
4.    Jelaskan pada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
Untuk megurangi ansietas pada klien
5.   Atur suplai di sisi tempat tidur
Memudahkan memasukkan gliserin ke dalam telinga. Saluran telinga dalam posisi menerima gliserin
6.    Minta klien mengambil posisi miring dengan telinga yang akan di bersihkan berada di atas
Memudahkan memasukkan gliserin kedalam telinga dalam posisi menerima gliserin
7.   Pasang perlak dan pegalas di bawah kepala pasien
Menjaga kebersihan tempat tidur
8.    Tutup tubuh klien dengan handuk
Menjaga kebersihan klien dari kotor dan basah
9.    Jika serumen atau drainase menyumbat bagian paling luar saluran telinga, seka dengan lembut mengenakan lidi kapas. Jangan mendorong serumen kedalam untuk menghambat atau menyumbat saluran
Serumen drainase menjadi tempat berkumpulnya mikroorganisme dan dapat menghambat distribusi obat ke dalam saluran telinga. Oskulasi saluran telinga memengaruhi kondisi suara yang normal
10.    Luruskan saluran elinga dengan menarik daun telinga ke bawah dan kebelakang (pada anak-anak) atau ke atas dan ke luar (dewasa)
Meluruskan saluran telinga memberi jalan masuk langsung kebagian struktur telinga luar yang lebih dalam
11.    Memasukkan 3 tetesan gliserin pada waktu tidur dan  tetes hidrogen peroksida. Pegang alat 1 cm di atas saluran telinga
Untu melembutkan dan melunakkan lillin
12.    Masukkan kira-kira 250ml ar hangat (30˚C) ke kanal telinga luar
Untuk membersihkan lilin yang telah lunak secara mekanis
13.    Letakkan bengkok di bawah telinga yang terkena
Untuk manangkap larutan irigrasi
14.    Gunakan water pik untuk mengirigasi ke dalam kanal telinga
Menjaga kebersihan telinga
15.    Setelah kanal bersih, seka setiap pelembab dari telinga klien dan memeriksa kanal dari srumen yang masih tertinggal
Menjaga kebersihan telinga
16.    Keringkan telinga dangan kapas, muka di keringkan dengan handuk
Meningkatkan kenyamanan klien
17.    Atur posisi klien pada posisi semula
Mempertahankan kenyamanan klien
18.    Lepaskan sarung tangan, cuci tangan, bereskan dan bersihkan alat, kembalian e tempat semula
Mengurangi transmisi mikroorganisme
19.    Evaluasi kondisi telinga luar di antara pemasukkan obat
Menentukan respon terhadap obat
20.    Dokumentasikan tindakan
Dokumentasi yang akurat adalah tepat waktu dan deskriptif

2.3.3.7                 Perhatian
1)      Bersihkan telinga dngan teratur dan sering untuk mencegah benda asing masuk ke dalam telinga klien
2)      Cek pendengaran dan kebersihan telinga
3)      Yakinkan dan beri rasa aman pada klien



2.3.3.8                 Evaluasi
1)      Minta klien menjelaskan teknik yang tepat untuk membersihkan telinga
2)      Pada pemeriksaan tindak lanjut,tanyakan pada klien tentang frekuensi pemeriksaan pendengaran
3)      Observasi cara klien yang kehilangan pendengaran
4)      Berinteraksi dengan keluarga

2.3.4                    Kebersihan Hidung.

2.3.4.1                 Pengertian
            Mencuci atau membersihkan rongga hidung dengan cara mengeluarkan kotoran atau benda asing dari hidung agar hidung tetap bersih dan terbebas dari infeksi.
1)   Tujuan Membersihkan hidung dari kotoran sehingga pernafasan lancar.
2)   Mengobati infeksi pada rongga hidung.
3)   Memberikan rasa nyaman pada pasien.

2.3.4.2                 Indikasi
1)   Pada klien yang tidak bisa membersihkan hidung sendiri.
2)   Adanya kotoran atau benda asing dalam hidung.

2.3.4.3                 Persiapan Pasien
1)   Sediakan asisten jika perlu, untuk mencegah cedera pada bayi dan anak kecil.
2)   Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kepala hiperektensi diatas bantal (untuk pengobatan sinus etmoid dan sfenoid) atau posisi supinasi dengan kepala hierektensi dan miring ke samping (untuk pengobatan sinus maksilar dan frontal).
2.3.4.4                 Persiapan Alat
1)   Waslap .
2)   Air / salin.
3)   Sarung tangan sekali pakai (jika perlu).

2.3.4.5                 Prosedur pelaksanaan
LANGKAH                                                    RASIONAL
1.      Persiapkan alat
a)      Memudahkan akses peralatan dan mencegah keterlambatan

2.      Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
b)      Meminimalkan transfer organisme

3.      Jelaskan prosedur dan sensasi yang akan timbul, misalnya rasa terbakar pada mukosa atau sensasi tersendak ketika obat menetes ke dalam tenggorokan.

c)      Membantu mengurangi kecemasan
4.      Atur suplai obat disisi tempat tidur.
d)     Memastikan prosedur berlangsung lancar dan teratur

5.      Intruksikan klien untuk menghembuskan udara, kecuali dikontraindikasikan (misal : resiko peningkatan tekanan intrakranial atau hidung berdarah)

e)      Memasyikan klien dalam keadaan rileks


6.      Gunakan waslap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air atau salin ( aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas)

f)       Untuk mengeluarkan sekret
7.      Bantu klien mengambil posisi yang nyaman setelah obat diabsorbsi

g)      Mengembalikan rasa nyaman
8.      Lepaskan sarung tangan dan buang suplai yang kotor dalam wadah yang tepat, cuci tangan
h)      Mempertahankan lingkungan yang rapi dan teratur, mengurangi penularan mikroorganisme

9.      Beri tau klien bahwa prosedur telah dilaksanakan
i)        Klien merasa puas dan nyaman


2.3.4.6                 Evaluasi
1)   Minta klien mendemonstrasikan dan menjelaskan teknik membersihkan hidung.
2)   Inspeksi rumah klien pada saat kunjungan rumah dan cari adanya detektor asap.
3)   Mintalah izin untuk memeriksa beberapa makanan yang ada di lemari pendingin.



BAB III
PENUTUP


A.     Kesimpulan
                 Kebersihan sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Personal Hygiene yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

B.      Saran
                  Makalah ini membahas tentang Personal Hygiene yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan setelah membaca makalah ini untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan derajat kesehatan seseorang.











DAFTAR PUSTAKA

Potter Patricia A , Anne G. Perry. 2009. Fundamental Keperawatan Buku 2 edisi 7. Jakarta: Salemba Medika . hh:690-693
Kusyati, Eni dkk. 2006. Keterampilan dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC. h: 63
Potter Patricia A , Anne G. Perry. 2006. Fundamental Keperawatan konsep, proses, dan praktik edisi 4.Jakarta:  EGC.h:1388
Hidayat, A. Azis Alimul. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia Buku Saku Praktikum. Jkarta: EGC.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar